Pages

Senin, 04 April 2011

Baduy Sejuta Kenangan


BADUY? Gara-gara seorang teman mengusulkan pergi ke kampung baduy jadi ingat pengalaman waktu study tour ke pedalaman baduy waktu kelas 3 SMA dulu, hampir 5 tahun yang lalu..
Tanggal 3 Januari 2007, kami siswa siswi SMA 61 berangkat menuju Kampung Baduy Kecamatan Leuwi Damar, Rangkas Bitung – Banten. Ini cerita berdasarkan sisa-sisa ingatan, maklum udah 5 tahun yang lalu. Dari sekolah naik Bus lumayan jauh karena menuju ujung barat pulau Jawa, turun di terminal akhir lanjut naik angkutan umum karena Bus besar ga bisa masuk. Ga berapa lama sampe tempat tujuan. Dari sinilah dimulai petualangan.
Tujuan pertama adalah menuju ke pemukiman Baduy Luar, dari tempat terakhir pemberhentian angkutan, kami harus berjalan sejauh kurang lebih 3 km, dengan medan yang lumayan sulit, lewatin tanjakan turunan dan itu tanah bukan aspal plus dengan membawa tas dan bawaan-bawaan lainnya. Tapi disana ada potter yang bisa disewa untuk bantu angkut barang dan mereka sepertinya udah mahir banget bawa barang-barang sebegitu banyaknya dengan melewati jalanan yang luar biasa jauh.
Dan setelah beberapa jam kemudian akhirnya sampe juga di Baduy Luar, kami menginap di rumah penduduk, ga ada kamar-kamar jadi kami satu kelompok (kurang lebih 12 orang) tidur di ruang depan (mungkin ruang tamunya) yang kecil, jadi kami tidur berdua belas pas-pasan bgt ga bisa gerak-gerak dan selonjor aja susah. Langit malam disini indah banget bintangnya banyak banget masih terlihat jelas karena ga ada polusi disini jauh dari hiruk pikuk jalan raya.
Di Baduy luar penduduknya biasanya berpakaian berwarna putih, disini masih diijinkan menggunakan barang elektronik dan bahan kimia seperti sabun, shampoo, odol, dll. Karena baduy luar sudah lumayan terjamah sama masyarakat luar jadi sedikit banyak agak terpengaruh dengan budaya luar. Walau demikian menurut saya masyarakatnya justru lebih tertutup dibandingkan Baduy Dalam, bisa dibilang agak kurang :welcome”, kami ga pernah bertegur sapa dengan pemilik rumah, mereka berada di bagian belakang rmah terus. Oiya disini jarang ada kamar mandi hanya ada satu dua saja, jadi aktivitas yang menggunakan air harus dilakukan di sungai.
Hari kedua kami lanjut perjalanan menuju Baduy Dalam, lagi-lagi harus jalan dan lagi-lagi itu ga deket. Harus melewati tanjakan , jembatan goyang. Tanjakannya disebut tanjakan cinta, karena luar biasa nanjak jadi cewe-cewe kalo lewat tanjakan situ butuh pertolongan dari laki-laki jadilah disebut tanjakan cinta -___-“ . ada lagi rintangan yang harus dilewati yaitu jembatan (entah namanya apa sebut aja jembatan goyang), lewat jembatan ini harus satu atau dua orang kalo ga begitu…walaikumsalam…
Di Baduy dalam nginep lagi dirumah penduduk kali ini rumahnya lebih besar dan bentuk rumahnya rumah panggung. Kali ini ga perlu mepet-mepet buat tidur lumayan bisa tidur dengan nyenyak. Penduduk Baduy dalam biasanya menggunakan pakaian hitam, mereka ga menggunakan alas kaki. Di Baduy dalam kita dilarang banget pake barang elektronik plus bahan kimia (No Soap, No Shampoo, No No No…..), disini bener-bener ga ada kamar mandi jadi semua aktivitas dilakukan disungai, sungainya bening karena belum tercemar (yaaa paling tercemar hanya oleh t*i ). Walau aturannya banyak banget , tapi menurut saya nih penduduknya jauh lebih ramah dibanding  penduduk baduy luar. Disini kita bisa liat penduduk-penduduknya bikin kerajinan tangan seperti gelang, kalung, dsb. Mereka juga menjual hasil kerajinannya kekota, selain kerajinan mereka juga menjual madu alami. Setelah kunjungan kami mereka sempat dating ke sekolah dan katanya mereka jalan kaki dan tanpa alas (slit untuk dibayangkan)
Oiya kata pemandu saya konon katanya kalau kita ketinggalan tulisan alamat disana bakalan dicari dan disamperin tuh alamat, hihiii horror.
Sekian pengalaman dari saya, Cuma foto ini yang tersisa di album ini waktu kita penelitian mengenai ekosistem di sungai Baduy Luar
Walau awalnya berpikir…hahhh? Study tour ke Baduy? Ga Salah?
Ternyata itu ga salah sama sekali, banyak bgt pengalaman yang didapet dari sana. Best experience, best moment, best for D’Pirates (XII IPA 3)
Tips kalau mau kesini jangan lupa bawa Jas Hujan plus Pake Sandal Gunung :)

Tidak ada komentar:

Daisypath Anniversary tickers

Daisypath Anniversary tickers