Pages

Sabtu, 06 November 2010

*Membeli kebahagiaan*


Membeli kebahagiaan dengan "segepok uang", cukupkah ????


Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka
di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya,
Sarah, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu
untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika
ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku
nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam
dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa
dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara
Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak
menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo
satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa
digaji Rp.

40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,
Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam
begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan
Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di
kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata,
"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang
malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp.
5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau
sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga
puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.
15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka
setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.
5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu
erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan
harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan
anaknya.

sumber : kaskus (lagi)

..Jangan benci aku mama..

Kalo ada yang dah pernah baca cerita ini,
anggap aja sekedar reminder .....

/*************************************************************************************************/


Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja untuk dijadikan budak atau pelayan.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan
kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica.
Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami
mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak
yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel
pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya
dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan
saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur
4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang
yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan
membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung
kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya
tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah
rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5
tahun, 10 tahun..telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit
demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur
12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan.
Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak.
Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu
cekali pada Mommy!"
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai
perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba
terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film
yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya
perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya
harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang
akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric
melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric...
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan
Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?" "Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya
menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu." tapi aku menceritakannya
juga dengan terisak-isak...
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang
begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar
dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada
gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat
betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric..Eric...
Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan
sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang
terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun!
Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya...
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun
keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu
saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil
untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di
belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia
tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau. "Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan
seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!
Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini,
Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena
tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal
Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai
pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti
itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia
belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."
Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan...  katakan
di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya
tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras. "Nyonya, semua sudah
terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia
meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah.
Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia
berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya
akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana... Ia hanya berharap
dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras,
dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.
Nyonya,dosa anda tidak terampuni!"
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi. (kisah nyata di irlandia utara)

sumber : kaskus

Nasi Liwet dan Wedang Asle


Belum lengkap rasanya kalau sudah ke Solo tapi belum mencicipi gurihnya nasi liwet khas Solo. Nasi liwet sendiri adalah nasi yang disajikan dengan sayur labu siam (santan), ditambah dengan areh (semacam bubur gurih dari santan kelapa) ditambah dengan suwiran daging ayam dan bisa juga ditambah dengan telur pindang, ayam (sesuai dengan selera). Salah satu tempat favorit saya adalah di daerah Gelora Manahan nama tempatnya adalah nasi liwet yu temu, tempat makan ini buka setiap pagi dan berupa lesehan. Harganya berkisar antara 5 ribu samapi dengan 8 ribu sesuai dengan pilihan lauknya. Selain menjual nasi liwet, disini juga menjual makanan khas solo lainnya yaitu cabuk rambak dan pecel ndeso. Cabuk rambak adalah ketupat yang diiris tipis yang diberi bumbu kacang (wijen + kemiri + kelapa) dan di taburi potongan kerupuk karak, makanan ini juga sama seperti nasi liwet yaitu disajikan dengan menggunakan pincuk daun pisang. Sedangkan pecel ndeso adalah nasi pecel yang berasal dari beras merah dengan sayurannya adalah daun kenikir, bunga turi, jantung pisang, daun petai disiram dengan bumbu kacang wijen.

Ketiga makanan ini memang memiliki porsi yang relative sedikit, belum cukup kenyang kalau hanya makan satu porsi, tapi jangan khawatir di samping tempat makan ini menjual minuman khas solo yaitu wedang asle. dengan makan nasi liwet dan ditemani dengan minuman wedang asle dijamin puas dan kenyang. O iya wedang asle itu sendiri minuman hangat yang berasal dari santan yang telah digulai sehingga rasanya manis dan diberi potongan roti, ketan, dan agar-agar.
Soal rasa ga nyesel deh pasti bikin ketagihan dan kangen untuk mampir kesini =)

* POLIGAMI *


Lebaran kemarin saya mengunjungi rumah rekan bapak, rumahnya sepi rupanya penghuninya sedang istirahat karena ternyata disana habis kebanjiran, wajar saja semalaman Jakarta memang diguyur hujan deras. Disana cuma menemui sang istri dan anak-anaknya yang sudah dewasa (red: sudah menikah). Sang suami ternyata tidak ada di rumah, istrinya bilang sedang di villa. Ga lama istrinya cerita ke ibu saya (saya agak roaming dengan ceritanya tapi lama-lama saya paham akan yang dimaksud sang istri). Ternyata suaminya menikah lagi dan villa yang disebut istrinya itu adalah sebutan untuk rumah istri mudanya. Agak terkejut saya mendengarnya karena agak tidak mungkin seorang Pak (sebut saja XX) menikah lagi.
Awalnya si istri bercerita dengan diselingi tawa walau nampak jelas dari pandangan matanya tersimpan kesedihan, karena ga lama pun air matanya keluar. Saya sempat berfikir ternyata cerita seperti ini bukan hanya di televisi, dunia nyata pun ternyata ada. Sejak menikah lagi, suaminya bersikap dingin terhadap si istri. Dari awalnya minta izin ke “villa” 2x seminggu sekarang bertambah jadi 3x seminggu. Dan dahsyatnya si istri baru katanya minta ke orangtua si suami agar si suami menceraikan istri lamanya (subhanallah ckckck).
Kata si istri memang sekarang si suami lagi maju bisnisnya, mungkin dia agak silau dan lupa. Padahal sebelumnya banyak rekanannya yang sedang sukses-suksesnya kemudian selingkuh dan menikah lagi kemudian bangkrut. Namun, kata si istri si pak XX tidak takut dia malah merasakan ketenangan setelah menikah lagi (bayangkan dia berbicara seperti itu di depan istrinya sendiri)
Saya menyaksikan sendiri betapa pedihnya si istri bercerita. Dari kata-katanya, dari matanya, dari tangisnya. Hmmmm padahal dia sendiri yang merelakan suaminya menikah lagi tapi ternyata tetep aja ya sakit rasanya. seikhlas-ikhlasnya wanita mengizinkan laki-lakinya dengan wanita lain pasti ada rasa sakit yang tersimpan ya? Bayangin aja laki-laki yang biasa bersamanya harus dibagi dengan wanita lain, sungguh tak rela. Bukan ingin menggurui tapi cukup satu wanita yang saya lihat langsung kepedihannya, jujur saya sendiri ingin menangis mendengar ceritanya.
Jadi, hai para lelaki hargai wanita. Ingat awal kehidupan yang dibangun bersama, mulai dari susah hingga berhasil, mulai dari berhasil hingga susah lagi. Karena dibalik laki-laki sukses ada wanita hebat.=)

Wonderful experience "KP PT INDOCEMENT PERIODE JUNI 2010"


First story :: kontrakan
Berhubung kerja praktek kurang lebih satu bulan dan ga mungkin dong pulang pergi bogor – pondok gede (bisa tua di jalan dan berat diongkos :: angkot citeureup-jagorawi: 2000, bus jagorawi – kp.rambutan: 5000, angkot kp.rambutan-pd.gede: 3500, angkot pd.gede-jatiwaringin: 2500 total 13ribu x 2 = 26ribu/ hari dan 2 setengah jam x 2 = 5 jam dijalanan -__- ) jadi pilihan jatuh untuk ngontrak saja. Dan ternyata nyari kontrakan tdk semudah membalikkan telapak tangan =( dari rumah ke rumah nanya kontrakan tapi penuh semua dan terakhir nanya di rumah ummi sebenarnya kontrakan dia penuh tapi dia nyewain kamar kosong dirumahnya bwt gw sama my partner siwi berhubung dia dirumah tinggal sendiri coz suaminya udah meninggal 3 tahun yg lalu, eh tapi pas besoknya mau pindahan ummi sakit gejala stroke dan di bawa kerumah sakit setelah agak sembuh tinggalnya jadi dirumah anaknya di belakang rumahnya dia sih, dalam keadaan sakit tapi masih aja mikirin gw sm siwi, kadang nyuruh anaknya nengokin gw sama siwi. Pas pamitan pulang kemaren udah agak sembuh, katanya pengen bgt cepet sembuh soalnya mau puasa terus kasian liat ibu2 majelis ga ada yang mimpin, katanya kemaren ibu2 majelis ke rumahnya pada nangis doain ummi biar cepet sembuh biar ada yang mimpin majelis plus jadi imam shalat..subhanallah. pas pamit pulang di doain sama ummi supaya dapat jodoh yang baik dan kerjaan yang baik juga..aminnn “makasih ya ummi, cepet sembuh yaa…”   
Second story:: nasi uduk
Menu utama sarapan gw sebelum berangkat kp adalah  nasi uduk atau ga nasi kuning deket kontrakan sepiring dua ribu (porsi kecil tp buat gw udah cukup kenyang) nambah tahu isi satu sama pisang goreng jadinya 3 ribu =) si ibu sampe hapal menu gw sama siwi. Orangnya ramah banget. Makasih ya ibu =)
Main story:: INDOCEMENT

Sebenarnya jadwal kapenya tgl 1 Juni berhubung masih UAS jadilah minta mundur kape tgl 12. Tanggal 12 Juni 2010 pertama datang ke  indocement jam setengah 7 dari kontrakan sarapan bubur ayam dulu depan pos 3 Indocement, jam 7 sampe didepan pos 1 disuruh nunggu sama security nya sampe jam 8 baru disuruh masuk dan ninggalin KTP (prosedur masuk indocement emang agak ribet, ketat bgt penjagaannya), jalan lumayan jauh menuju CHRD (Coorporate Human Resource Development) yang letaknya di housing 3, melewati pool bus indocement, parkiran, housing2, tanya2 cleaning service, tukang parkir dan karyawan yang lewat, akhirnya sampailah di CHRD dan menemui Bapak Dedi A. Dasuki, hari pertama dijelasin prosedur KP di Indocement (dapet makan siang, dapet uang saku, dan kami ditempatkan di plant 3-4 dengan pembimbing Bapak Yulius Pamungkas), bikin ID Card, dan dibekali sepasang safety shoes, masker, plus helm yang harus dipake tiap hari selama dilingkungan pabrik -___-“. Hari pertama kami menganggur dr jam 9 sampai jam 5. Minggu pertama cukup membuat saya stress, pertama rute yang harus dilalui yaitu : Pos 1 – CHRD (check inà absen pagi jam 8) – Plant 3-4 – CHRD (makan siang à jam 12) – Plant 3-4 – CHRD (check out àabsen sore) – pos 1 (pulang)


Hari berikutnya barulah keliling2 plant 3-4, seru liat-liat mesin yg gede2 dan deg-degan takut jatoh (kesandung mulu gara2 blm biasa pake safety shoes -_-).
Hari-hari berikutnya udah mulai biasa dengan kebiasaan berangkat jam setengah 7 pulang jam setengah 6. Dan udah mulai kenal sama karyawan2 khususnya plant 3-4 yang baik dan ramah nya luar biasa, walaupun di lingkungan bogor tapi ketemunya sama bapak2 asli jawa juga yang asli Solo pun banyak J dan juga udah mulai kenal sama teman2 seperjuangan KP periode Juni 2010 yang luarr biasa dan multitalent dalam hal menyebarkan gossip :p.

Minggu pertama dan kedua pengen banget cepet selesai KP tapi minggu terakhir agak berat meninggalkan Indocement semuanya bikin kangen, lingkungannya, karyawan2nya, teman2 KP dari Gunadarma, UI, UII, ITS, Telkom, BSI, dll semuanya luar biasa. Hari-hari terakhir kita semua diajak jalan-jalan pakai bis Indocement (yang tipe eksektif :p ) ke penambangan batu kapur yang letaknya ga jauh dari pabrik.
Besoknya saya dan siwi mempresentasikan laporan kerja praktek ke pembimbing dan beberapa penguji, awalnya deg-degan banget tapi ternyata tetap menyenangkan, Alhamdulillah… Tugaspun selesai, dan ga lupa kasih laporan hard cover ke perusahaan dan menerima gaji selama satu bulan =)
Terima kasih banyak untuk semua orang-orang baik yang pernah saya temui selama kurang lebih satu bulan di citeureup, Ummi, Ibu nasi Uduk, Pak Yulius Pamungkas (saya kagum sekali sama bapak ), Pak Sapto, Pak Salam, Pak Kohar, Pak Suryani, Pak Dedi, Bapak Security, Bapak Tukang Parkir, Angga & Welly duo ITS teman menunggu di plant 3-4, Valen, Denoph, Erika Trio kwek2 dari UI, Heru & Johan UII, Sendy & Bowo ITS, Ayu Gunadarma, Mba Ayu UI, Frida Telkom….

Daisypath Anniversary tickers

Daisypath Anniversary tickers